Kamis, 30 Mei 2013

Langkah Penting Yang Harus Dilakukan (Bag. 7)

Tidak ada cara lain untuk dapat menghindarkan diri dari praktek yang tidak pantas ini selain mengisi pikiran dengan Firman Tuhan. Kalau seseorang tidak mengisi pikirannya dengan kebenaranFirman Tuhan tidak berkomitmen untuk melayani Tuhan serta hidup suci, mustahil ia bisa menjaga kesuciannya secara benar. Firman Tuhan mengatakan: “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (Fil 4:8). Harus diingat bahwa pikiran adalah medan pertempuran awal. Seorang yang gagal menaklukan pikirannya tidak akan bisa menaklukkan daging dan nafsunya. Seorang yang mencemari pikirannya dengan film-film porno tidak akan pernah berhasil menaklukkan nafsunya.
Masalah pula bagaimana seorang pemuda tertarik memikirkan hal-hal yang kudus ini? Jawabnya adalah mereka harus membangun mind set-nya dalam kebenaran Firman Tuhan secara memadai. Dalam hal ini perlu ketekunan dan kesungguhan yang panjang mengkonsumsi kebenaran Firman Tuhan yang murni sehingga menemukan tujuan hidup, mustahil seseorang bisa menjaga kesucian dan hidup berkenan kepada-Nya.
Baik pria maupun wanita harus hidup dalam planning yang jelas. Selain mengerti apa tujuan hidup ini, harus berpikir dengan serius untuk apa menikah? Kapan harus menikah? Bagaimana kriteria jodoh yang dikehendaki oleh Allah? dan lain sebagainnya.
Bila bertemu dengan seorang pria, bagi wanita harus mempersoalkan apakah ia pantas menjadi ayah anak-anaknya, sebaliknya bagi pria harus mempersoalkan pantaskah ia menjadi mama anak-anaknya? Selanjutnya harus ada pertanyaan pula: apakah ia sungguh-sungguh mengasihi dan menghormati orangtuaku seperti aku mengasihi dan menghormati mereka? Apakah ia bisa menerima keberadaanku dan keluarga besarku. Semakin tinggi tanggung jawab dan kedudukan seseorang maka pasangannya semakin harus berkualitas tinggi.
Selalu harus ada batas yang jelas sebelum terikat perkawinan. Bukan hanya secara fisik tetapi juga batin. Hubungan yang terlalu berlebihan dekat dimana masing-masing sangat tergantung, itu berarti sebuah relasi yang sudah tidak sehat; abnormal. Untuk itu perlu diperhatikan hal ini: Pertama, hubungan dengan Tuhan harus lebih dekat. Kedua, hubungan dengan orang tua harus tetap dijaga. Harus tetap diingat bahwa orang tua sering memiliki obyektifitas yang sangat tinggi. Suara mereka harus sungguh-sungguh didengar dan dihargai. (seminar seksologi, oleh Dr. Erastus Sabdono).


Sahabat, pikiran kita akan terbentuk dari apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar di sekitar kita, pikiran adalah tahta, siapa yang akan bertahta di pikiran kita apakah Allah atau Iblis??
Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu (Fil 4:8)
Share This :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar