Kamis, 23 Mei 2013

Konsep Yang Menyesatkan Dan Menghancurkan (Bag. 2)



Bukan karena kurangnya pemahaman mengenai seksologi anak-anak muda menyia-nyiakan kehidupan seks dan kehidupannya secara utuh, tetapi ada semacam ketakutan hidup terasa sepi dan tidak menggairahkan kalau tidak bercinta dan seks salah satu factor penting untuk dinikmati, dari ciuman, bercumbu sampai hubungan badan. Pikiran sesat banyak orang muda sekarang adalah bahwa justru masa muda harus untuk bercinta. Dan tidak bisa dikatakan bercinta dengan lengkap tanpa ciuman, bercumbu sampai hubungan badan. Biasanya hal ini dimulai sejak seorang anak menginjak remaja (14-17 tahun), mereka merasa sudah mulai berhak berpacaran. Sedangkan mereka tidak memahami konsep berpacaran dan pengertian mengenai hidup secara menyeluruh. Karena filosofi remaja dan pemuda demikian pada umumnya maka mereka terseret kepada gaya hidup yang salah tersebut. Suara yang berbeda dengan filosofi tersebut dianggap kuno, merintangi hidup mereka dan mengurangi kebahagiaan. Dalam hal ini orang tua sering juga dianggap sebagai musuh.
Kalau orang muda diberi nasihat untuk bisa mengendalikan nafsunya dan tidak melakukan hubungan yang tidak pantas sebelum menikah bukan berarti mengurangi kebahagiaan dan sukacita hidup orang muda. Hal ini tidak boleh dianggap sebagai beban berat yang menekan tetapi sebagai perlindungan yang tidak akan diperoleh pada waktu lain.
Ketika seorang anak manusia mulai menginjak dewasa maka mereka mulai mencari orang yang bisa diajak “bercinta”. Dalam hal ini mereka tidak lagi menetapkan kriteria siapa yang patut menjadi “teman dekat” mereka. Biasanya ukuran teman adalah mereka yang mereka anggap “mengerti dirinya”, keren, modes dan lain sebagainya.
Bagi wanita senang kalau diberi perhatian khusus. Biasanya mereka akan menyenangi orang yang menyenangi mereka. Bila tidak memiliki benteng yang kuat untuk menolak setiap kemungkinan bernyalanya sebuah “hasrat” untuk berpacaran, maka banyak anak-anak muda akan terjerat oleh perasaan romantisme yang mereka anggap cinta. Pada hal cinta yang sejati tidaklah sedangkal dan semiskin itu. Cinta bukan sekedar perasaan dan gelora libido (nafsu seks). Cinta adalah komitmen dan pengertian yang utuh mengenai kehidupan bersama di masa depan sampai kekekalan demi mandat  Allah (prokreasi).
Memang tidak ada (jarang sekali) orang muda yang merencanakan melakukan hubungan seks pada awal berpacaran, khususnya bagi yang baru pertama kali berpacaran. Tetapi standar hidup lingkungan pergaulan sudah begitu rusak. Atmosfir bergaulan yang buruk akan membawa orang muda pada hubungan seks sebelum menikah. Mereka berkata: “ Kami hanya mencicipi saja ”. Tetapi kenyataanya, akhirnya mengunyah dan menelannya. Tahapannya dari berciuman, bercumbu, patting sampai hubungan seks.
Pengalaman pertama jatuh cinta akan mempengaruhi diri seseorang sampai mengubah hidup seseorang, sebab akan sangat kuat sekali dampaknya. Dalam hal ini sering orang tua menganggap anak mereka sedang ditenung, diguna-guna dan lain sebagai ketika anaknya “bermain api asmara”. Tidak sedikit anak-anak yang sedang mabuk asmara melawan orang tua dan jadi anak yang tidak menghormati orang tua karena merasa kesenangan dan kebahagiaannya dirusak dan dihalangi. Kadang-kadang mereka hampir tidak bisa dinasehati karena berasmara secara tidak dewasa membuat insan muda akal sehatnya hilang.
Pengalaman berasmara akan menjadi “candu” yang tidak bisa tidak harus dimiliki bagi orang-orang muda yang tidak memahami hidup dengan benar. Mereka merasa tidak sanggup hidup tanpa pacar yang bisa diajak bercinta. Biasanya pria seperti ini akan banyak makan korban wanita. Ia sendiri akan menjadi tumpul memaksimalkan potensi guna kehidupan yang akan dating. Bagaimanapun kesibukan berasmara sebelum waktunya akan menyita waktu dan perhatiannya secara signifikan. Adalah konsep yang menipu kalau seseorang berkata bahwa berpacaran menyemangati hidup secara benar (belajar tambah giat dan lain sebagainya). (seminar seksologi, Dr. Erastus Sabdono)

Para orang tua diharapkan memenuhi kebutuhan kasih sayang anak-anaknya dengan cinta kasih lewat pelukan hangat dan waktu kebersamaan keluarga yang cukup. Sehingga anak tidak mencari kasih sayang diluar yang salah. Apabila seorang anak tidak mendapatkan kebutuhan kasih sayang yang cukup dari para orang tua mereka, dan ketika seorang anak tersebut mendapatkan perhatian/ kasih sayang dari pria/wanita yang dikasihinya, mereka akan rela berkorban melakukan apa saja demi seseorang yang dikasihinya termasuk melakukan hubungan seks pada masa berpacaran. 

Jadi, para orang tua...., rebutlah hati anak-anakmu lebih awal, sebelum orang lain merebut hatinya dari anda :)

Share This :

4 komentar:

  1. "Tetapi kenyataanya, akhirnya mengunyah dan menelannya. Tahapannya dari berciuman, bercumbu, patting sampai hubungan seks"

    Serem bangeet...., masa seeh begitoh...

    BalasHapus
  2. Oh ya sob mohon Ijin Re-share ya??.
    Boleh ya??.
    Boleh.. :)

    BalasHapus
  3. iya, boleh Om.., silahkan share,, semoga bs menjadi berkat bagi banyak orang :)

    BalasHapus
  4. Selamatkan Generasi kita dari Konsep yang mensatkatkan. Saya setuju sekali sobat. Nice Share sangat.

    Kunbal ya sob : http://marikitaketawa.blogspot.com
    Terima Kasih.GBU

    BalasHapus