Bukan karena kurangnya pemahaman mengenai seksologi anak-anak muda menyia-nyiakan kehidupan seks dan kehidupannya secara utuh, tetapi ada semacam ketakutan hidup terasa sepi dan tidak menggairahkan kalau tidak bercinta dan seks salah satu factor penting untuk dinikmati, dari ciuman, bercumbu sampai hubungan badan. Pikiran sesat banyak orang muda sekarang adalah bahwa justru masa muda harus untuk bercinta. Dan tidak bisa dikatakan bercinta dengan lengkap tanpa ciuman, bercumbu sampai hubungan badan. Biasanya hal ini dimulai sejak seorang anak menginjak remaja (14-17 tahun), mereka merasa sudah mulai berhak berpacaran. Sedangkan mereka tidak memahami konsep berpacaran dan pengertian mengenai hidup secara menyeluruh. Karena filosofi remaja dan pemuda demikian pada umumnya maka mereka terseret kepada gaya hidup yang salah tersebut. Suara yang berbeda dengan filosofi tersebut dianggap kuno, merintangi hidup mereka dan mengurangi kebahagiaan. Dalam hal ini orang tua sering juga dianggap sebagai musuh.
Kalau orang muda diberi nasihat
untuk bisa mengendalikan nafsunya dan tidak melakukan hubungan yang tidak
pantas sebelum menikah bukan berarti mengurangi kebahagiaan dan sukacita hidup
orang muda. Hal ini tidak boleh dianggap sebagai beban berat yang menekan
tetapi sebagai perlindungan yang tidak akan diperoleh pada waktu lain.
Ketika seorang anak manusia mulai
menginjak dewasa maka mereka mulai mencari orang yang bisa diajak “bercinta”.
Dalam hal ini mereka tidak lagi menetapkan kriteria siapa yang patut menjadi
“teman dekat” mereka. Biasanya ukuran teman adalah mereka yang mereka anggap
“mengerti dirinya”, keren, modes dan lain sebagainya.
Bagi wanita senang kalau diberi
perhatian khusus. Biasanya mereka akan menyenangi orang yang menyenangi mereka.
Bila tidak memiliki benteng yang kuat untuk menolak setiap kemungkinan
bernyalanya sebuah “hasrat” untuk berpacaran, maka banyak anak-anak muda akan
terjerat oleh perasaan romantisme yang mereka anggap cinta. Pada hal cinta yang
sejati tidaklah sedangkal dan semiskin itu. Cinta bukan sekedar perasaan dan
gelora libido (nafsu seks). Cinta adalah komitmen dan pengertian yang utuh mengenai kehidupan bersama di masa depan sampai kekekalan demi mandat Allah (prokreasi).
Memang tidak ada (jarang sekali)
orang muda yang merencanakan melakukan hubungan seks pada awal berpacaran,
khususnya bagi yang baru pertama kali berpacaran. Tetapi standar hidup
lingkungan pergaulan sudah begitu rusak. Atmosfir bergaulan yang buruk akan
membawa orang muda pada hubungan seks sebelum menikah. Mereka berkata: “ Kami
hanya mencicipi saja ”. Tetapi kenyataanya, akhirnya mengunyah dan menelannya.
Tahapannya dari berciuman, bercumbu, patting
sampai hubungan seks.
Pengalaman pertama jatuh cinta
akan mempengaruhi diri seseorang sampai mengubah hidup seseorang, sebab akan
sangat kuat sekali dampaknya. Dalam hal ini sering orang tua menganggap anak
mereka sedang ditenung, diguna-guna dan lain sebagai ketika anaknya “bermain
api asmara”. Tidak sedikit anak-anak yang sedang mabuk asmara melawan orang tua
dan jadi anak yang tidak menghormati orang tua karena merasa kesenangan dan
kebahagiaannya dirusak dan dihalangi. Kadang-kadang mereka hampir tidak bisa
dinasehati karena berasmara secara tidak dewasa membuat insan muda akal
sehatnya hilang.
Pengalaman berasmara akan menjadi
“candu” yang tidak bisa tidak harus dimiliki bagi orang-orang muda yang tidak
memahami hidup dengan benar. Mereka merasa tidak sanggup hidup tanpa pacar yang
bisa diajak bercinta. Biasanya pria seperti ini akan banyak makan korban
wanita. Ia sendiri akan menjadi tumpul memaksimalkan potensi guna kehidupan
yang akan dating. Bagaimanapun kesibukan berasmara sebelum waktunya akan
menyita waktu dan perhatiannya secara signifikan. Adalah konsep yang menipu
kalau seseorang berkata bahwa berpacaran menyemangati hidup secara benar
(belajar tambah giat dan lain sebagainya). (seminar seksologi, Dr. Erastus Sabdono)
Para orang tua diharapkan memenuhi kebutuhan kasih sayang anak-anaknya dengan cinta kasih lewat pelukan hangat dan waktu kebersamaan keluarga yang cukup. Sehingga anak tidak mencari kasih sayang diluar yang salah. Apabila seorang anak tidak mendapatkan kebutuhan kasih sayang yang cukup dari para orang tua mereka, dan ketika seorang anak tersebut mendapatkan perhatian/ kasih sayang dari pria/wanita yang dikasihinya, mereka akan rela berkorban melakukan apa saja demi seseorang yang dikasihinya termasuk melakukan hubungan seks pada masa berpacaran.
Jadi, para orang tua...., rebutlah hati anak-anakmu lebih awal, sebelum orang lain merebut hatinya dari anda :)
"Tetapi kenyataanya, akhirnya mengunyah dan menelannya. Tahapannya dari berciuman, bercumbu, patting sampai hubungan seks"
BalasHapusSerem bangeet...., masa seeh begitoh...
Oh ya sob mohon Ijin Re-share ya??.
BalasHapusBoleh ya??.
Boleh.. :)
iya, boleh Om.., silahkan share,, semoga bs menjadi berkat bagi banyak orang :)
BalasHapusSelamatkan Generasi kita dari Konsep yang mensatkatkan. Saya setuju sekali sobat. Nice Share sangat.
BalasHapusKunbal ya sob : http://marikitaketawa.blogspot.com
Terima Kasih.GBU