Tidaklah mengherankan kalau
praktik penyembuhan placebo seperti ini dimanfaatkan oleh dokter gadungan yang
tidak duduk di bangku kuliah kedokteran. Dalam masyarakat yang kaya dengan
klenik seperti Indonesia pada umumnya, placebo tidak hanya berbentuk tablet
gula, tetapi berupa asap kemenyan dan bunga tujuh rupa, keris, batu akik, air
yang disemburkan dukun, dan sebagainya. Praktik ini populer disebut romantisme mistis. Dukun memanfaatkan asap kemenyan dan lain-lain pada saat ritual
penyembuhan di hadapan pasiennya agar membangkitkan keyakinan pasien untuk
sembuh. Semakin magis suasana itu dibangun, semakin tebal dan kuat keyakinan
pasien bahwa sang dukun memiliki kedigdayaan yang mumpuni untuk menyembuhkan.
Dalam praktik placebo, ketebalan rasa percaya yang merupakan bagian dari sikap positif sering disejajarkan dengan kekuatan doa. Di sinilah letak rahasianya, bahwa berpikir positif dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri; tetapi pasien yang kurang percaya atau pesimis, yang tidak yakin akan sembuh, memiliki peluang yang lebih kecil untuk sembuh. Oleh sebab itu kesembuhan seperti ini tidak boleh buru-buru dikatakan ajaib atau mukjizat.
Fenomena pengobatan oleh dukun cilik M. Ponari yang terjadi di kedungsari, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tampaknya unik dan berbau takhayul, tetapi bisa juga merupakan praktik placebo. Kesaksian orang yang sembuh dapat menambah keyakinan orang lain.
Kasihan sekali, ribuan orang datang berdesak-desakan demi kesembuhan semu. Yang datang ke rumah Ponari bukan hanya masyarakat Jombang, tepati juga dari seantero Indonesia. Dari investigasi yang dilansir di sebuah harian ibu kota dinyatakan bahwa memang ada yang sembuh, tetapi banyak yang tidak memperoleh apa-apa. Ironis sekali, mereka mempercayai air yang dicelup batu yang dianggap bertuah dapat memberi mukjizat.
Prof. Dr. Tadjoer Ridjal, M.pd., pakar sosiologi Universitas Darul Ulum Jombang berkomentar bahwa fenomena Ponari tidak berkaitan langsung dengan masalah pelayanan kesehatan dan kondisi sosiokultural masyarakat Jombang secara umum, melainkan merupakan potret masyarakat yang masih memegang teguh pemikiran tradisional. “Golongan masyarakat ini ingin menghidupkan kembali mitos lama yang telah punah, yaitu tokoh-tokoh yang dianggap memiliki kesaktian dengan sarana-sarana tertentu’” katanya.
Walaupun ada efek placebo yang memberi peluang seseorang yang menderita penyakit tertentu dapat disembuhkan, tetapi sebagai orang yang bertanggung jawab, metode ini tidak dianjurkan untuk pengobatan orang sakit. Orang yang sakit harus memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui secara pasti penyakit yang dideritanya, selanjutnya mengikuti pengobatan secara medis yang dapat dipertanggungjawabkan, menuruti saran dokter untuk pemulihannya, termasuk mengubah pola hidup, pola makan dan sebagainya. Anak- anak Tuhan tidak boleh berspekulasi untuk memperoleh kesembuhan atas tubuhnya melalui “iman yang menyembuhkan”.
Sumber : TRUTH edisi 16
Walau tidak dianjurkan, metode placebo yang ini bagus juga untuk dikembangkan. Misalnya buat mendukung team olahraga nasional.
BalasHapusTerimakasih sudah berbagi, semoga ini bisa "Menyembuhkan!!!!". :D