Ada kisah tentang seorang gadis
buruk rupa yang tinggal di sebuah desa. Teman-teman sebayanya enggan bergaul
dengannya, sehingga gadis ini sangat kesepian. Penduduk desa selalu
menghinanya. Hampir semua gadis sebayanya sudah memiliki tambatan hati, dan sebagian
sudah bertunangan. Di desa itu, cantik tidaknya seorang gadis dapat dilihat
dari mas kawin yang diberikan oleh pria yang mempersuntingnya. Jika paras si
gadis biasa saja, mas kawinnya berupa 3 (tiga) ekor kambing. Jika parasnya
cukup menarik, mas kawinnya 5-6 ekor kambing. Gadis yang istimewa akan
mendapatkan 10-12 ekor kambing.
Pagi itu, si gadis buruk rupa
berjalan ke sungai sambil membawa bakul berisi pakaian kotor. Sepanjang perjalanan
ia mendengar suara-suara yang berbisik sambil mencibirkan bibir: “Kasihan si
buruk rupa, ia akan menghabiskan usianya dalam kesendirian”, sebagian lagi
berkata: “Mungkin ada juga sih pria yang mau melamarnya, tapi mas kawinnya
bangkai kambing”. Si gadis buruk rupa sedih dan merasa dirinya tak berarti. Si gadis
buruk rupa menyesali kehadirannya di dunia ini.
Tak lama kemudian, tersiar kabar
bahwa seorang pemuda mempersunting si gadis buruk rupa. Penduduk desa gempar
mendengarnya. “Siapa sih pria bodoh yang telah melamarnya? Apakah pria itu
sudah buta?” kata mereka. “Hei lihat! Di samping rumahnya ada 12 ekor sapi,
ternyata si buruk rupa menerima mas kawin melebihi gadis-gadis cantik di
desanya. Ia tidak menerima 12 ekor kambing, melainkan 12 ekor sapi. “Pasti pria
yang melamarnya buruk rupa juga,” kata seorang penduduk. “Mungkin juga si buruk
rupa dibeli untuk dijadikan budak,” sahut yang lain.
Dua bulan berlalu dan hari itu
beberapa penduduk mendatangi kota tempat tinggal pria yang telah mempersunting
si buruk rupa itu. Mereka ingin tahu apakah yang telah terjadi dan bagaimanakah
rupa pria yang memilih si buruk rupa menjadi istrinya? Ketika melihat rumah
megah di depan mereka, penduduk desa berpikir bahwa si buruk rupa telah
dipekerjakan sebagai budak.
Setelah mengetuk pintu rumah yang
megah itu, seorang pria tampan membuka pintu dan memperkenalkan diri sebagai
pemilik rumah. Sambil tersenyum ramah, ia bertanya: “Siapa yang kalian cari?”
Lalu mereka menjawab, “Kami mencari wanita dari desa kami, yang baru menikah 2
(dua) bulan yang lalu.” Pria itu pun masuk, dan tak lama lagi kemudian ia
keluar bersama dengan seorang wanita yang begitu cantik. Wanita itu tampak
anggun dan tutur katanya sangat sopan. “Kami ingin tahu, bagaimanakah keadaan
wanita buruk rupa dari desa kami, dimanakah dia sekarang?” Tanya seorang dari
mereka. “Akulah dia”, jawab wanita anggun itu. Seperti dihipnotis, penduduk
desa yang datang memandangi wanita itu dari muka sampai ke kaki. Mereka seolah
tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Bagaimana mungkin gadis buruk rupa
menjadi wanita anggun?
”Aku tersanjung ketika suamiku
menghargaiku begitu mahal, apa yang dia lakukan telah mengubah pendapatku
tentang diriku sendiri”, kata wanita anggun itu. Tadinya aku percaya dengan
kata orang, bahwa aku tidak berharga dan buruk, tetapi sekarang harga tinggi
yang diberikan suamiku membuatku merasa cantik dan sangat berharga. Sebagai rasa
terima kasihku pada suamiku, aku berusaha menjadi seperti yang dia inginkan. Saya
belajar merawat diri dan belajar cara berdandan, belajar berpakaian, serta
belajar cara bertutur kata yang sopan.
Seperti gadis buruk rupa itu,
demikianlah keadaan kita sebelumnya. Kecemaran dosa membuat kita sangat buruk
dan tidak berharga, tetapi Tuhan mau membeli kita dengan harga yang sangat
mahal, yaitu dengan nyawa Anak-Nya: Yesus. Tuhan Yesus menganggap kita berharga dan cara kita untuk berterima kasih kepada-Nya adalah berjuang menjadi seperti apa yang Dia inginkan, cantik, dan benar-benar berharga di mata-Nya.
Sebab kamu telah dibeli dan
harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1Ko
6:20). Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia
yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan
pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah
Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat (1
Ptr 1:18-19). Kita dibeli dengan harga yang mahal, maka jadilah pribadi yang benar-benar berharga.
(Women News Edisi 5)
Sahabat,, setelah kita menyadari begitu berharganya kita oleh karya penebusan-Nya pasti kita tidak akan menyia-nyiakan hidup kita kepada hal-hal yang dapat merusak hidup kita. Justru kita harus mengembangkan segala potensi kita secara optimal untuk kita persembahkan demi kemulian nama-Nya. Selamat berkarya sahabat, Tuhan memberkati :)
(Women News Edisi 5)
Sahabat,, setelah kita menyadari begitu berharganya kita oleh karya penebusan-Nya pasti kita tidak akan menyia-nyiakan hidup kita kepada hal-hal yang dapat merusak hidup kita. Justru kita harus mengembangkan segala potensi kita secara optimal untuk kita persembahkan demi kemulian nama-Nya. Selamat berkarya sahabat, Tuhan memberkati :)
Karena kita ini sangat berharga, maka sudah seyogyanyalah kita berbuat sesuai label bahwa kita berharga.
BalasHapusSelamat beraktifitas yang berharga.
Iya setuju sekali sis,.. berfikir positif dan sadari bahwa kita itu sebenarnya berharga dimata Tuhan.
BalasHapusTerima kasih sudah berbagi...